NASIONAL PENDIDIKAN

Dunia pendidikan di wilayah Pemkot Depok dianggap berantakan dan maraknya oknum punglinya.

Depok, poros Indonesia – Dunia pendidikan berperan sangat penting bagi masa depan sebuah bangsa dan negara, karena dengan pendidikan banyak anak-anak yang pintar maupun berprestasi yang mana mereka adalah penerus dimasa depan.

Tapi beda halnya dengan yang terjadi di wilayah kota Depok, disini warga mengeluh dengan keputusan kementerian pendidikan tentang penetapan pendaftaran melalui online dan zonasi, hal ini disebabkan belum semua orang tua yang sudah paham dengan penggunaan kecanggihan teknologi saar ini.

Hal itu bagi beberapa warga cukup menyusahkan, karena banyak orang tua yang tidak mengerti dan memahami teknologi saat ini atau handphone android.

Bahkan bukan hanya itu saja, saat ini banyak orang tua yang mengeluh, sebab untuk masuk sekolah di SLTP saja sudah cukup menyusahkan, seperti diucapkan Siti Rohimah (45 tahun ), warga Sukatani mengatakan kepada awak media ini, saya sekarang saja sudah ribet karena anak saya ada 2 orang yang masuk sekolah,  yang satu masuk SLTP, dan yang satu masuk SMK. Tetapi saya tidak terlalu paham dengan cara mendaftar online ini jujur saya agak kudet, dan tidak terlalu paham, apalagi ditambah dengan jalur zonasi, kalau yang saya denger zonasi itukan yang jaraknya lebih 3 kilometer tidak masuk, sedangkan sekolahan SMP yang dituju anak saya lebih dari 3 kilometer, itu tandanya anak saya tidak bisa masuk disekolah tersebut, ucap nya.

BACA JUGA :   Antisipasi perubahan iklim, Kementan lakukan Gerdal OPT ramah lingkungan

Namun saya sangat kaget, karena ada oknum yang menawari saya untuk bisa masuk ke sekolah SLTP tersebut dengan harga 6 juta Rupiah yang harus saya bayarkan. Sedangkan untuk SMK saya diminta 15-25 juta, dengan alasan sekolahnya termasuk sekolah favorit di kota Depok ini, tambahnya. Namun yang membuat saya makin kalah semangat adalah darimana saya punya uang segitu banyaknya untuk sekolah anak saya, keluh nya.

Oleh sebab itu saya sangat berharap kepada Pemkot Depok agar bisa membantu saya bukan karena uang, tetapi memang untuk kemajuan dunia pendidikan di kota Depok ini. Daya sangat berharap pak walikota mendengar jeritan warga yang kurang mampu seperti saya, dan saya berharap pak kepala dinas pendidikan bisa mengatasi oknum-oknum yang menjadikan sekolah jadi ajang melaksanakan pungli tersebut,  pungkasnya.

Walau saya orang bodoh, tapi kami agak paham tentang masa depan, maka dari itu kami menyekolahkan anak kami, tambah nya. Bagaimana bisa maju dunia pendidikan dikota Depok jika masih banyak oknum-oknum yang meminta kepada orang tua calon siswa jika anak mereka mau belajar ditingkat SLTP saja diminta uang sebanyak 6 juta, harusnya dunia pendidikan di kota Depok ini harus mendapat perhatian dari pemerintah pusat maupun daerah provinsi, jelas nya.

BACA JUGA :   Masuk musim panen padi, Mentan SYL cek kesiapan penggilingan di kabupaten Bogor

Ketika awak media ini meminta keterangan atau konfirmasi pada dinas pendidikan kota Depok, melalui Kadisdik dan Kabid bidang SLTP yang sudah didatangi dua kali selalu tidak ada ditempat, dan penjelasan dari Kabid bidang SLTP menmgatakan bahwa sedang ada rapat di DPRD dan tidak ada konfirmasi dulu kepada awak media yang telah mendaftarkan konfirmasi nya pada hari sebelum nya, hal ini mungkin menuinjukkan ketidak mampuan Dinas prndidikan kota Depok untuk memberikan alasan yang tepat, dan juga ketidakmampuan mengatasi pungli di dunia pendidikan di wilayah Depok.

Shares

BACA JUGA

Komite II DPD RI apresiasi capaian kinerja Kementan 2021

Ade Darmansyah